Selasa, 05 Januari 2016

Konflik Perebutan Wilayah Kepulauan Senkaku antara China dan Jepang

2.1 Konflik
     Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya
Menurut Coser konflik dibagi menjadi dua, yaitu:
1.    Konflik Realistis, berasal dari kekecewaan terhadap tuntutan- tuntutan khusus yang terjadi dalam hubungan dan dari perkiraan kemungkinan keuntungan para partisipan, dan yang ditujukan pada obyek yang dianggap mengecewakan.
2.    Konflik Non- Realistis, konflik yang bukan berasal dari tujuan- tujuan saingan yang antagonis, tetapi dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan, paling tidak dari salah satu pihak. Coser menjelaskan dalam masyarakat yang buta huruf pembasan dendam biasanya melalui ilmu gaib seperti teluh, santet dan lain- lain.

2.2 Asal Mula Konflik Perebutan Wilayah Senkaku antara Jepang dengan China
        Kepulauan Senkaku secara sejarah tidak menjadi wilayah yang diperebutkan secara intensif sebelumnya, wilayah ini bisa dikatakan sebagai batas wilayah Formosa (sekarang Tawian) dengan kepulauan Ryukyu hingga tahun 1875, dimana sejak 1372 hingga 1875 di kepulauan Ryukyu sendiri terdapat negara independen yang berada di bawah perlindungan Kekaisaran Ming (China).
        Tahun 1875 Kerajaan Ryukyu yang menguasai kepulauan Ryukyu dianeksasi oleh Jepang. tahun 1885 kepulauan Senkaku dianggap sebagai pulau tak bertuan (Terra Incognita) oleh Jepang akan tetapi rencana pendirian monumen batas resmi di kepulauan tersebut urung dilakukan karena masalah diplomasi dengan kerajaan Qin.
Rencana pendudukan secara resmi wilayah tersebut akhirnya dilaksanakan pada 1895, meletakkan pulau tersebut dibawah perfektur Okinawa. Bahkan pada awal 1900-an hingga tahun 1940 kepulauan Senkaku dijadikan tempat pengolahan dan pengeringan ikan oleh pengusaha dari Jepang.
Tidak ada "permasalahan berarti" menganai wilayah ini pada saat perang dunia pertama hingga akhir perang dunia kedua karena mulai dari Okinawa hingga Taiwan seluruhnya dibawah kekuasaan Jepang. Setelah PD II daerah ini resmi dibawah kekuasaan Amerika hingga dikembalikan ke Jepang pada 1971.
Klaim dari China dan Taiwan mulai mencuat saat tahun 1971, sebelumnya tahun 1968 di lokasi tersebut dinyatakan mungkin memiliki cadangan minyak bumi dan tahun 1971 wilayah tersebut tidak lagi dibawah kekuasaan Amerika Serikat. Semenjak 1971 itu pula pihak China terus mempertanyakan "penguasaan" wilayah tersebut oleh Jepang.

2.3 Beberapa insiden penting terkait Kepulauan Senkaku :
1.      Tewasnya David Chan, seorang figur politik dari China yang melakukan protes di perairan Senkaku pada 26 September 1996. David Chan menceburkan dirinya ke perairan Senkaku setelah kapalnya dihadang oleh polisi maritim Jepang. Insiden ini membangkitkan emosi solidaritas antar warga china yang terkait pada Kepulauan Senkaku.
2.      24 Maret 2004, 7 (Tujuh) aktivis dari China ditangkap karena berada di kepulauan Sankaku.
3.      23 April 2004, konsulat China di Jepang diserang menggunakan bus di Osaka oleh kelompok aktivis ekstrim kanan. Bus yang digunakan untuk menyerang tersebut kemudian dibakar.
4.      Juli 2004 Jepang mulai melakukan eksplorasi gas alam di wilayah kepulauan Sankaku, China mempertanyakan hak Jepang melakukan eksplorasi tersebut. 9 Juli 2004 demonstrasi resmi aktivis cina di depan kedutaan besar Jepang untuk China di Beijing memprotes explorasi gas alam tersebut.
5.      10 November 2004 kapal selam nuklir China menyelam di perairan Senkaku selama dua jam hingga diusir oleh angkatan laut Jepang. Jepang masuk ke keadaan siaga militer, keadaan yang belum pernah dialami Jepang semenjak selesainya PD II. China mengklaim kapal selam tersebut sedang dalam proses latihan dan masuk ke perairan Senkaku karena kesalahan teknis.
6.      17 Maret 2006, Duta besar Amerika Serikat untuk Jepang, Thomas Schieffer, menyatakan bahwa menurutnya kepulauan Senkaku adalah bagian dari wilayah Jepang.
7.      September 2010, kapal penangkap ikan berbendera China bertabrakan dengan kapal penjaga perbatasan Jepang di perairan kepulauan Senkaku. Kapten kapal tersebut ditangkap, insiden ini mengundang protes dari China.
8.      Desember 2012 Terpilihnya Shinzō Abe yang menyatakan akan memperbaiki hubungan dengan China termasuk menyelesaikan masalah Kepulauan Senkaku, kenyatannya Abe lebih condong kembali pada Jepang yang lebih Amerika-sentris dengan kerjasama keamanan bersama dibanding Jepang yang Asia-sentris.

2.4 Upaya Yang telah Dilakukan dalam Menyelesaikan Sengketa antara China Jepang dalam Perebutan KepulauanSenkaku

      Upaya-upaya yang telah dilakukan sebagai upaya menyelesaikan sengketa
perebutan pulau Senkaku antara China dan Jepang adalah sebagai berikut:
Pertama, kunjungan Presiden China- Hu Jianto dengan Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda pada tanggal 7 Mei 2008 dan disebut dengan “Priciple Concensus”, kesepakatan dalam pertemuan tersebut antara lain: Jepang  menyatakan bahwa ladang gas tersebut seharusnya dikelola bersama (JDA, Joint  Development Agreement) tidak hanya China yang memanfaatkannya, Jepang  dan China sepakat untuk mengadakan pertemuan puncak tahunan untuk  meredakan ketegangan antara China dan Jepang yang telah berlangsung lama dan  sebagai akibat dari konflik Kepulauan Senkaku, China dan Jepang juga  menyepakati untuk melihat hubungan kedua negara lebih positif dengan tidak  melihat masing-masing pihak sebagai ancaman.
Kedua, Menteri Luar Negeri kedua negara bertemu di sela-sela Sidang Umum
PBB di New York, Amerika Serikat, Selasa 25 September 2012. Dalam  pertemuan itu, kedua Menlu sama-sama mempertahankan klaim mereka terhadap
kepulauan yang disebut Diaoyu oleh China dan Senkaku oleh Jepang ini, Kendati tidak menemukan titik temu, namun kedua pihak sepakat untuk terus melanjutkan
pembicaraan soal sengketa ini.[1]

2.5 Prediksi Penyelesaian Sengketa Antara China-Jepang dalam Perebutan
Pulau Daioyu/Senkaku
Pertama, melalui Mahkamah Internasional. Jika penyelesaian sengketa perebutan
pulau Senkaku antara China dan Jepang dilakukan di Mahkamah Internasional,
maka kemungkinan Jepang untuk memenangkan perkara tersebut sangat besar, hal
ini jika dianalisis berdasarkan pertimbangan efektifitas Jepang atas pulau Senkaku
lebih jelas dan dalam periode yang lama, yaitu sejak tahun 1895 hingga tahun
1940, sudah ada pabrik Katsuobushi (pengelupasan/penyerutan ikan) milik orang
Jepang, dan pada tahun 1978 kelompok nasional Jepang, Nihonseinensha  membangun Mercusuar di pulau Uotsuri Jima. Kemudian Japan Coast Guard
(Pasukan Perairan Jepang) mulai mengambil alih penjagaan atas pulau tersebut.
Selanjutnya adalah berdasarkan fakta hukum yang ditemukan dalam beberapa
kasus sebelumnya yang serupa dengan kasus yang tengah melibatkan CinaJepang, Indonesia-Malaysia bisa dijadikan contoh salah satu sengketa  mengenai batas wilayah dan klaim kedaulatan yang berada dalam yurisdiksi  internasional seperti Hukum Laut Internasional (United Nation Convention  Law of the Sea/UNCLOS) yang terdiri dari 390 pasal dan 9 annex setelah  berlaku entry into force negara ke-60 yang meratifikasi konvensi hulum laut  internasional tersebut. Dalam gagasan yang disampaikan pada saat konvensi
hukum laut PBB ke-3 tersebut memberikan keuntungan kepada Negara-negara
yang tidak memiliki kesatuan utuh wilayah kedaulatannya dapat menarik batas
wilayah yang lebih jauh dari Negara-negara yang memiliki satuan daratan
umum yang lebih luas daripada wilayah kepulauan. Dalam gagasan tersebut
memunculkan dua kesimpulan dan nomenklatur hukum yang berupa Negara
kepulauan dan Negara pantai.
Kedua, melalui perang, penyelesaian sengketa tersebut bisa jadi diselesaikan dengan perang, indikasi-indikasi yang mengarah pada timbulnya perang, yaitu:
Survei TBS TV (Tokyo) yang dilakukan di China belum lama ini menghasilan  jawaban bahwa sekitar 55 persen masyarakat China yakin siap dan akan berperang dengan Jepang karena marah sekali.
China juga mengirim dua bomber Xian  H-6, untuk melintas di perairan sekitar Okinawa dan Miyakojima, Menteri  Pertahanan Jepang Itsunori Onodera, memerintahkan fighter mereka untuk  scramble pada 8 September 2013, membayangi rute bomber Xian H-6 China yang  berada di antara selatan pulau Okinawa dan Miyakojima.
Pada tanggal 28  September 2013, China mengirim kapal penjaga pantai ke perairan kepulauan  Senkaku, atau yang di China dikenal dengan nama Diaoyu
7 kapal perang Cina berada di perairan sekitar 49 Km selatan ke  tenggara Pulau Yonaguni, yang merupakan wilayah tidak berpenghuni dan secara  internasional diakui sebagai milik Jepang.
Dua kapal induk AS “USS George Washington” dan  “USS Jhon C Stennis” yang masing-masing dilengkapi dengan 80 jenis peralatan  tempur canggih memasuki perairan laut Cina Selatan dan Timur
Di bagian  lain kawasan Asia Timur, tepatnya di Selat Taiwan, ternyata Cina juga telah     



[1] Admin, 2012, Jepang-China Bertemu Bahas Kepulauan Sengketa, (online),
http://dunia.news.viva.co.id, akses terakhir pada 25 Oktober 2014.

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com